Ulas biofolk ikan nila: Panduan, Tips dan Cara Lengkap

Bagikan Artikel ini
APLIKASI PERIKANAN & PETERNAKAN
Kelola Usaha Budidaya dengan Mudah
Darftar isi

Budidaya ikan nila tidak hanya menyediakan sumber pangan yang berkualitas, tetapi juga merupakan investasi yang menguntungkan bagi para petani dan penghobi perikanan. Dengan memahami teknik-teknik terbaru dalam biofolk ikan nila, Kamu dapat meningkatkan efisiensi produksi dan mengoptimalkan kondisi lingkungan budidaya. 

Artikel ini akan membahas secara komprehensif panduan praktis mulai dari persiapan awal hingga strategi perawatan yang canggih, serta memberikan tips berharga untuk menghadapi tantangan dalam menjaga kesehatan dan pertumbuhan ikan nila.

Mengenal Sistem Biofolk

Bioflok merupakan gabungan dari kata “bios” yang berarti “kehidupan” dan “flok” yang berarti “gumpalan”. Jadi, bioflok adalah agregat berbagai organisme (seperti bakteri, jamur, alga, protozoa, dan cacing) yang membentuk gumpalan. Pembentukan bioflok memerlukan empat elemen: sumber karbon, bahan organik dari sisa pakan dan kotoran ikan, bakteri pengurai, dan oksigen.

Bioflok terbentuk melalui pengadukan bahan organik oleh aerasi agar terdispersi dalam air kolam, yang mendorong bakteri heterotrof aerobik (dalam kondisi beroksigen) untuk menempel pada partikel organik dan menguraikannya, serta menyerap mineral seperti amonia, fosfat, dan nutrisi lainnya dalam air.

Akibatnya, bakteri yang bermanfaat berkembang dengan baik, membentuk konsorsium, dan menghasilkan flok. Ini meningkatkan kualitas air dan mengubah bahan organik menjadi flok yang dapat dimakan oleh ikan.

Manfaat Sistem Biofolk Bagi Budidaya Ikan Nila

Budidaya ikan dengan teknik bioflok menawarkan sejumlah keunggulan yang signifikan. Tingkat kelangsungan hidup mencapai 90%, membuat ikan lebih tahan terhadap lingkungan budidaya. Faktor Konversi Pakan (FCR) yang rendah, hanya 1,03, menandakan efisiensi tinggi di mana hanya diperlukan 1,03 kg pakan untuk menghasilkan 1 kg ikan, karena kotoran ikan diubah kembali menjadi pakan. Teknik ini jauh lebih efisien dibandingkan dengan FCR konvensional yang mencapai 1,5. Dengan tebaran ikan mencapai 100 ekor per meter kubik (M3), bioflok memungkinkan budidaya yang padat sehingga membutuhkan lahan yang lebih sedikit, sekitar 10 kali lipat lebih efisien daripada kolam konvensional.

Ikan juga tumbuh lebih cepat dengan waktu pemeliharaan singkat, hanya 4-6 bulan, dan tidak memerlukan penggantian air sering karena kotoran ikan didaur ulang oleh bakteri baik menjadi pakan, mengurangi bau dan limbah. Selain itu, kondisi air tetap sehat dengan tingkat oksigen yang cukup, sementara sisa pakan dan bahan organik lainnya dimanfaatkan sebagai nutrisi untuk pembentukan flok bakteri, menjadikannya pilihan yang ramah lingkungan dengan hasil panen yang lebih besar dan lebih menguntungkan secara ekonomi.

Langkah-Langkah Budidaya Ikan Nila dengan Biofolk

Dalam budidaya ikan nila dengan menggunakan teknologi bioflok, langkah-langkah yang sistematis dan terencana sangat penting untuk mencapai keberhasilan optimal. Berikut langkah budidaya yang bisa dilakukan:

Pembuatan Biofolk Ikan Nila

Membuat kolam bundar bioflok sebenarnya cukup mudah, terutama jika kamu menggunakan kolam terpal. Berikut ini adalah langkah-langkah membuat kolam bundar bioflok:

  1. Potong besi anyaman sesuai dengan ukuran kolam yang diinginkan. Diameter optimal untuk kolam bundar adalah 2 meter.
  2. Sambungkan besi anyaman menggunakan cincin besi.
  3. Ikat besi anyaman yang sudah disambung dengan kawat, lalu bentuk menjadi lingkaran.
  4. Potong terpal sesuai dengan ukuran dan bentuk kolam yang diinginkan.
  5. Jahit potongan terpal sesuai dengan rangka kolam.
  6. Lanjutkan dengan mengelem atau men-seal terpal agar kolam tidak bocor.

Alternatif yang lebih praktis adalah membeli kolam bundar yang sudah dalam bentuk set lengkap, sehingga kamu hanya perlu merangkainya. Ukuran kolam dapat disesuaikan dengan luas lahan yang dimiliki.

Pemasangan Biofolk Pada Kolam

Peralatan yang dipasang pada kolam bioflok adalah yang membedakan dari kolam konvensional. Dengan alat sederhana ini, budidaya ikan menjadi lebih mudah, efektif, dan efisien.

Berikut peralatan yang diperlukan:

1. Selang aerator

2. Filter saluran pemasukan

3. Pipa pembuangan

4. Pompa

5. Blower 100 watt untuk 6 kolam bundar

Setiap kolam harus dilengkapi dengan alat-alat ini untuk mengukur kekuatan arus air dan kemampuan pengadukan. Peralatan ini mengatur arus air menjadi melingkar, sehingga endapan terkumpul di tengah kolam. Endapan tersebut terus diaduk agar bahan organik terurai secara aerobik. Hal ini meningkatkan oksigen terlarut (DO) dan menghilangkan karbon dioksida (CO2) secara efektif.

Selain itu, peralatan ini membantu menjaga stabilitas pH dan alkalinitas air serta memastikan flok tetap tersuspensi di dalam air. Dengan demikian, bakteri baik dan ikan dalam kolam hidup lebih nyaman, tidak stres, dan memiliki tingkat kematian yang lebih rendah.

Untuk budidaya ikan nila dengan teknik bioflok, disarankan menggunakan kolam berbentuk bundar dengan diameter 3m dan kedalaman 2m. Kolam bundar dianggap lebih ideal untuk kepadatan tebar bibit yang tinggi karena distribusi oksigen dalam air menjadi lebih merata.

Selanjutnya, pasang sistem aerasi di atas kolam dan tempatkan batu aerasi dengan tepat untuk memastikan distribusi oksigen merata. Aktifkan aliran oksigen dengan kecepatan 10 L/menit.

Dengan sistem aerasi terpasang, larutkan garam krosok, kapur dolomit, molase, dan probiotik mengandung bakteri Bacillus sp. secara berurutan ke dalam air. Biarkan kolam selama 7-14 hari hingga dindingnya licin saat disentuh.

Setelah 7-14 hari, masukkan bibit ikan secara perlahan dengan metode aklimatisasi, yang membantu ikan menyesuaikan diri dengan kolam baru. Ingat, kepadatan tebar bibit ikan nila dalam sistem bioflok bisa mencapai 120 ekor/m³.

Tebar Biofolk Ikan Nila

Tahapan padat tebar nila dalam sistem bioflok berbeda dengan kolam konvensional. Kolam bioflok memiliki instalasi yang mengubah bahan organik berbahaya di dasar kolam menjadi makanan untuk bakteri pembentuk flok, memungkinkan padat tebar nila bioflok lebih tinggi dibandingkan kolam konvensional.

Keuntungan lain dari budidaya nila dengan sistem bioflok adalah nilai Feed Conversion Ratio (FCR) yang mencapai 1,03. Artinya, 1,03 kg pakan menghasilkan 1 kg ikan nila saat panen. Padat tebar ikan juga meningkat 10 hingga 15 kali lipat dibanding sistem budidaya biasa. Pada budidaya konvensional, kepadatan ikan hanya 10 ekor/m³, sedangkan pada sistem bioflok mencapai 100 hingga 150 ekor/m³.

Ini meningkatkan produktivitas hingga 25-30 kg/m³ atau sekitar 12-15 kali lipat dibandingkan sistem konvensional yang hanya menghasilkan 2 kg/m³. Ikan nila yang dipanen memiliki ukuran lebih besar dan gemuk karena pencernaan pakan yang lebih optimal. Daging nila juga memiliki struktur yang lebih baik dan banyak, serta minim kadar air.

Semua yang Anda Butuhkan untuk Usaha Budidaya

Penebaran Benih Nila

Sebelum menebar benih ikan nila, penting untuk memahami kriteria pemilihan benih yang tepat untuk pembesaran, yaitu:

  1. Memilih benih dari pembenihan ikan nila bersertifikat, karena umumnya mereka menjual benih berkualitas.
  2. Memilih benih unggul yang tidak cacat, sehat, dan bebas dari penyakit.
  3. Benih dengan warna mengkilap dan ukuran sekitar 2-3 jari.
  4. Pastikan benih memiliki warna yang seragam dan berat sekitar 30 gram per bibit.
  5. Benih nila monosex (mayoritas jantan) lebih disarankan.

Berikut adalah langkah-langkah penebaran benih nila:

  1. Lakukan penebaran benih pada pagi atau sore hari.
  2. Lakukan aklimatisasi agar benih tidak stres akibat perbedaan kualitas air.
  3. Isi ember atau bak dengan air kolam dan tunggu selama 5 menit agar ikan tidak stres.
  4. Tebar benih perlahan ke dalam kolam terpal.
  5. Anda bisa menebar banyak benih, tetapi sebaiknya batasi hingga 100 ikan per kolam.

Manajemen Pakan dan Kesehatan Ikan Nila

Dalam memberi makan ikan nila, pemberian dilakukan setiap hari dengan campuran makanan alami dan tambahan. Makanan mereka termasuk dedak, ampas kelapa, pelet, dan sisa-sisa makanan dapur. Sedangkan Pakan tambahan untuk ikan nila meliputi hijauan seperti kaliandra, kalikina atau kecubung, kipat, dan kihujan

Pilih juga suplemen yang mengandung mineral esensial dan bakteri yang menguntungkan bagi pertumbuhan ikan dan udang. Suplemen ini diberikan ke kolam bioflok dengan menyemprot atau menyiramkan secara merata sebanyak 6 ml. Selain pelet, pakan tambahan diberikan dengan komposisi sebagai berikut:

  • Protein 20 – 30%
  • Lemak maksimal 70%
  • Karbohidrat 63 – 73%

Pada kondisi normal, penyakit pada ikan nila tidak menjadi masalah besar. Namun, dalam budidaya yang intensif dan massal, risiko serangan penyakit perlu diwaspadai.

Langkah pencegahan yang dapat dilakukan meliputi perawatan dasar kolam seperti pengeringan, pengapuran, dan pemupukan. Selain itu, memasang filter atau saringan di pintu masuk air, melakukan pemberantasan hama secara mekanis, dan mengurangi kepadatan populasi ikan juga penting.

Pemeliharaan Biofolk Ikan Nila

Budidaya dengan kolam bioflok beroperasi secara berbeda dibandingkan dengan kolam atau akuarium biasa. Kotoran air dalam kolam bioflok lebih mungkin terjadi karena tidak selalu diaduk secara terus-menerus untuk memastikan amonia terlarut. Berikut beberapa tips agar kolam bioflok tetap bersih:

1. Lakukan penggantian air setiap 10 hari atau sesuai kebutuhan tergantung tingkat kekotoran kolam.

2. Setelah penggantian air, aplikasikan Suplemen Organik Cair Spesialis Perikanan.

3. Kurangi volume air sebesar ⅓ hingga ½ dari kapasitas total.

4. Isi kembali dengan air bersih seperti semula dan tambahkan kembali Suplemen Organik Cair.

Panen Nila Biofolk

Lama budidaya ikan nila dengan metode bioflok dari penebaran hingga panen disesuaikan dengan permintaan pasar, biasanya berlangsung selama 4 – 6 bulan. Ikan nila yang berusia 4 – 6 bulan memiliki berat bervariasi antara 400 – 600 gram per ekor.

Jika ikan dipanen secara menyeluruh, kolam akan dikeringkan sepenuhnya. Namun, jika panen tidak dilakukan sekaligus, hanya sebagian air yang akan dibuang.

Bisnis Ikan NIla Dengan Mudah Bersama Harvesea!

Bisnis ikan nila kini lebih mudah dan menguntungkan dengan bantuan Harvesea. Dengan menggunakan teknologi dan metode modern seperti bioflok, kamu dapat meningkatkan produktivitas serta kualitas ikan nila yang dihasilkan. saran hasil panen. 

Kamu bisa mengoptimalisasi budidaya ikan nila bersama Harvesea untuk menghasilkan untung yang besar. Fitur terpilih yang dimiliki Harvesea bisa membantu Pembudidaya pemula memulai dan menjalankan bisnisnya.

Dengan Harvesea kamu bisa mengelola inventaris perikanan, keuangan, dan kondisi kolam budidaya dengan mudah dalam satu aplikasi terintegrasi untuk hasil panen optimal. Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan tips dan trik serta informasi seputar perikanan dan peternakan yang tentunya akan membantu perkembangan bisnismu.Daftar Gratis Sekarang!

Semua yang Anda Butuhkan untuk Usaha Budidaya

Dirancang khusus untuk untuk peternak, pedagang, nelayan, importir, dan eksportir ternak. Harvesea menawarkan pengelolaan inventaris ternak dan keuangan untuk kelancaran operasional bisnis Anda.