Budidaya ikan lele mutiara menjadi semakin menarik bagi para peternak karena karakteristik uniknya yang berbeda dengan jenis lele lainnya. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi proses budidaya ikan lele mutiara serta membandingkannya dengan budidaya jenis lele lain yang umum di Indonesia.
Dengan memahami perbedaan dalam pertumbuhan, pola makan, persyaratan lingkungan, dan manfaat ekonomi dari masing-masing jenis lele, kamu dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam untuk memilih jenis lele yang sesuai dengan kebutuhan budidaya yang akan kamu jalankan.

Karakteristik Lele Mutiara
Badan Riset Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP KKP) telah melakukan berbagai penelitian untuk mengembangkan varian baru ikan lele yang kemudian dinamakan Mutiara atau Bermutu Tiada Tara. Sebelum menjadi strain unggul, lele Mutiara menjalani proses pemuliaan yang panjang sejak tahun 2015. Proses pemuliaan ini dilakukan oleh BRSDM KP dengan menggunakan lele Afrika (Clarias gariepinus).
Ciri Fisik Lele Mutiara
Untuk membantu bergerak di air yang gelap, lele mutiara dilengkapi dengan 4 sungut atau barbels yang berfungsi sebagai peraba dan penciuman untuk menemukan makanan dalam gelap serta melindungi dari ancaman. Ikan lele juga memiliki tiga sirip tunggal, yaitu sirip punggung (dorsal), sirip ekor (caudal), dan sirip dubur, yang membantu menjaga keseimbangan saat berenang. Selain itu, terdapat juga sirip dada yang keras dan runcing, dikenal sebagai patil.
JANTAN | BETINA |
Urogenital papilla panjang dan runcing di belakang anus | urogenital papilla lebih pendek dan bulat |
Tubuh lebih ramping | Tubuh lebih gemuk dan perut lebih besar |
Sirip dada lebih keras dan runcing | Sirip dada lebih lunak |
Warna tubuh cenderung lebih gelap | Warna tubuh cenderung lebih terang |
Gerakan lebih gesit | Gerakan lebih lamban |
Keunggulan Lele Mutiara dibandingkan dengan Lele jenis lain
Lele Mutiara memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya menonjol dibandingkan dengan jenis lele lainnya. Berikut adalah beberapa keunggulan utama lele Mutiara:
Pertumbuhan Cepat
Lele Mutiara memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat sekitar 10-40%. Sehingga bisa mencapai ukuran konsumsi dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan jenis lele lainnya. Ini membuatnya lebih efisien untuk dibudidayakan.
Waktu Pembesaran Singkat
Waktu pembesaran benih berukuran 5-7 cm atau 7-9 cm dengan kepadatan tebar 100 ekor per meter persegi berlangsung sekitar 40-50 hari. Sementara itu, dengan kepadatan tebar 200-300 ekor per meter persegi, waktu pembesaran berkisar antara 60-80 hari.
Keseragaman Ukuran
Pada tahap produksi benih, sekitar 80-90% benih siap jual dan bisa dipanen pertama kali dalam tahap pembesaran. Jika tahap pembesaran dilakukan tanpa penyortiran, sekitar 70-80% ikan akan mencapai ukuran konsumsi.
Toleransi Terhadap lingkungan
Lele Mutiara dapat beradaptasi dengan baik di berbagai kondisi lingkungan, termasuk kualitas air yang kurang ideal. Ini membuatnya lebih fleksibel untuk dibudidayakan di berbagai tempat.
Kuat Menghadapi Serangan Penyakit
Sintasan pendederan (Survival Rate/SR) benih mencapai 60-70% dalam kondisi infeksi bakteri Aeromonas hydrophila (tanpa menggunakan antibiotik). Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa ikan lele ini memiliki ketahanan terhadap penyakit dan sistem kekebalan tubuh yang kuat.
Konversi Pakan yang Efisien
Lele Mutiara memiliki tingkat konversi pakan FCR (Feed Conversion Ratio) yang efisien, artinya mereka membutuhkan lebih sedikit pakan untuk menghasilkan berat tubuh yang sama dibandingkan dengan jenis lele lainnya. Ini membuat budidaya mereka lebih ekonomis. sekitar 0,6-0,8 selama tahap pendederan dan sekitar 0,8-1,0 selama tahap pembesaran.
Produktivitas Tinggi
Produktivitas selama fase pembesaran mencatat peningkatan sebesar 20-70% dibandingkan dengan benih-benih strain lainnya.
Tips Budidaya Ikan Lele Mutiara
Untuk memaksimalkan hasil budidaya ikan lele mutiara, ada beberapa tips yang dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya.
Kalkulasikan dan Siapkan Modal
Untuk melakukan kalkulasi dan persiapan modal dalam budidaya ikan lele mutiara, ada beberapa langkah yang perlu dipertimbangkan:
- Biaya Pembelian Bibit: Tentukan jumlah bibit yang akan dibeli untuk memulai budidaya. Harga bibit lele mutiara dapat bervariasi tergantung pada ukuran dan lokasi pembelian.
- Biaya Pembangunan Infrastruktur: Hitung biaya untuk pembangunan kolam atau wadah budidaya, sistem aerasi, dan instalasi sistem filtrasi. Ini termasuk biaya material, tenaga kerja, dan peralatan yang diperlukan.
- Biaya Operasional Harian: Perhitungkan biaya operasional sehari-hari, seperti pakan ikan, biaya listrik untuk pompa dan aerasi, biaya pemeliharaan (termasuk pengawasan kualitas air), dan biaya tenaga kerja jika diperlukan.
- Biaya Pengelolaan: Sisihkan dana untuk biaya pengelolaan umum, seperti biaya administrasi, biaya transportasi, dan asuransi jika diperlukan.
- Perhitungan Pendapatan: Estimasi pendapatan dari penjualan ikan lele mutiara. Ini didasarkan pada harga jual per kilogram dan perkiraan berat rata-rata ikan yang dapat dipanen setelah periode budidaya tertentu.
- Perhitungan ROI (Return on Investment): Hitung periode pengembalian modal dengan membandingkan total biaya investasi dengan perkiraan pendapatan bersih yang diperoleh dari penjualan ikan.
- Cadangan Dana Darurat: Sisihkan dana cadangan untuk keperluan darurat, seperti penanganan keadaan darurat kesehatan ikan atau perbaikan infrastruktur yang mendesak.
Perhatikan Kolam dan Alat Pendukung
Ada beberapa jenis kolam yang sering dipakai untuk budidaya ikan lele. Jenis-jenis kolam yang biasanya dipilih meliputi kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, dan lain-lain. Namun, fokus artikel ini adalah pada kolam tanah, karena jenis kolam ini paling umum digunakan oleh peternak ikan lele.
Persiapan kolam tanah untuk budidaya ikan lele mutiara melibatkan beberapa langkah penting untuk menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan dan kesehatan ikan. Berikut adalah langkah-langkah detail dalam persiapan kolam tanah:
- Pemilihan Lokasi: Pilih lokasi yang tepat dengan akses yang baik dan terlindung dari angin kencang. Pastikan lokasi tersebut memiliki aksesibilitas yang memadai untuk pengawasan dan perawatan kolam.
- Desain Kolam: Tentukan ukuran dan bentuk kolam yang sesuai dengan kapasitas yang direncanakan dan kondisi lahan. Kolam tanah umumnya memiliki bentuk persegi panjang atau bulat dengan kedalaman yang cukup untuk mendukung kehidupan ikan lele mutiara.
- Persiapan Lahan: Bersihkan lahan dari tanaman liar, bebatuan, atau benda-benda lain yang dapat mengganggu operasional kolam. Ratakan permukaan tanah dengan baik untuk memastikan tidak ada ketinggian atau penurunan yang signifikan.
- Pembuatan Kolam: Buat dinding kolam dengan menggunakan bahan seperti tanah liat atau tanah yang memiliki kemampuan retensi air yang baik. Pastikan dinding kolam dirancang untuk menahan tekanan air tanpa kebocoran.
- Pemasangan Saluran Air: Siapkan saluran air atau irigasi untuk memasok air ke kolam secara teratur. Pastikan saluran air memiliki pengaturan yang baik untuk mengatur aliran air masuk dan keluar kolam.
- Pengisian dan Pengaturan Air: Isi kolam dengan air bersih secara bertahap, sambil memonitor kualitas air seperti suhu dan pH. Pastikan air yang digunakan bebas dari bahan kimia berbahaya dan cocok untuk kehidupan ikan.
- Pemasangan Sistem Aerasi: Pasang sistem aerasi seperti aerator atau pengaduk air untuk memastikan tingkat oksigen dalam air tetap cukup untuk kehidupan ikan. Sistem aerasi yang baik membantu ikan lele mutiara menghindari stres dan penyakit.
- Penyediaan Perlengkapan: Siapkan peralatan budidaya seperti pakan, tanggul penahan, dan alat pengukur kualitas air (misalnya termometer dan pH meter) untuk memantau kondisi kolam secara teratur.
Perhatikan Manajemen Pakan
Manajemen pakan yang tepat sangat penting dalam budidaya ikan lele mutiara untuk memastikan pertumbuhan optimal dan kesehatan ikan. Berikut adalah beberapa langkah kunci dalam manajemen pakan untuk budidaya ikan lele mutiara:
Semua yang Anda Butuhkan untuk Usaha Budidaya

- Pilih Pakan Berkualitas: Pastikan pakan mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang sesuai kebutuhan ikan.
- Frekuensi Pemberian: Beri pakan 2-3 kali sehari, lebih sering untuk benih muda.
- Jumlah Pakan: Sesuaikan dengan jumlah ikan dan ukuran kolam, hindari pemberian berlebih untuk menjaga kualitas air.
- Metode Pemberian: Sebar pakan merata di permukaan kolam atau gunakan alat otomatis.
- Pemantauan: Amati perilaku makan ikan, perubahan bisa mengindikasikan masalah.
- Penyimpanan Pakan: Simpan di tempat kering dan sejuk, gunakan sebelum kadaluarsa.
- Pakan Tambahan: Berikan pakan tambahan seperti cacing atau pelet apung untuk variasi nutrisi.
- Penyesuaian Pakan: Sesuaikan jenis dan ukuran pakan dengan tahap pertumbuhan ikan.
- Kualitas Air: Jaga kualitas air dengan memantau suhu, pH, dan kadar oksigen.
Lakukan Pemeliharaan Kualitas Air
Kualitas air berperan krusial dalam menentukan pertumbuhan, kesehatan, dan kelangsungan hidup ikan. Air yang buruk bisa membuat ikan stres, melemahkan imunitas, memicu perkembangan patogen, dan menyebabkan penyakit.
Faktor-faktor penurunan kualitas air meliputi:
- Akumulasi bahan organik dari pakan dan kotoran.
- Pencemaran limbah.
- Kehadiran mikroorganisme berbahaya.
- Ketidaksesuaian daya dukung lingkungan.
- Perubahan cuaca.
Air berkualitas baik untuk ikan lele mutiara harus memenuhi kondisi berikut:
Parameter | Nilai |
Suhu | 15-30℃ |
Oksigen Terlarut | 3,5-6 ppm |
Salinitas | 0-10‰ |
pH | 5-10 |
Amonia | < 3 mg/L |
Nitrit | < 0,3 mg/L |
Potensi Pasar Lele Mutiara
Potensi pasar ikan lele mutiara di Indonesia sangat menjanjikan karena didukung oleh berbagai faktor kunci. Permintaan konsumen terhadap ikan lele yang tinggi, didorong oleh populasi yang besar dan terus bertambah, menjadikan ikan lele sebagai sumber protein murah yang sangat diminati.
Potensi pasar ekspor ke negara-negara tetangga juga membuka peluang besar, sementara inovasi dan teknologi modern dalam budidaya ikan lele meningkatkan efisiensi dan produksi, menjadikan ikan lele mutiara lebih kompetitif. Ditambah dengan jaringan distribusi yang luas di seluruh Indonesia, ikan lele mutiara dapat mencapai pasar dengan cepat dan dalam kondisi segar, sehingga meningkatkan daya saingnya. Semua faktor ini menunjukkan bahwa ikan lele mutiara memiliki potensi pasar yang kuat di Indonesia, menawarkan peluang besar bagi petani ikan dan pengusaha di sektor perikanan.
Tenang Memulai Budidaya Lele Mutiara Dengan Harvesea
Prospek bisnisnya yang luas, serta kemudahan dalam budidaya, dan persiapan yang tidak terlalu rumit sangat cocok bagi kamu yang ingin memulai bisnis di dunia perikanan. Yang terpenting, sebagai pembudidaya harus cermat dan telaten saat budidaya dilakukan.
Kamu bisa mengoptimalisasi budidaya ikan lele bersama Harvesea untuk menghasilkan untung yang besar. Fitur terpilih yang dimiliki Harvesea bisa membantu Pembudidaya pemula memulai dan menjalankan bisnisnya.Dengan Harvesea kamu bisa mengelola inventaris perikanan, keuangan, dan kondisi kolam budidaya dengan mudah dalam satu aplikasi terintegrasi untuk hasil panen optimal. Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan tips dan trik serta informasi seputar perikanan dan peternakan yang tentunya akan membantu perkembangan bisnismu.Daftar Gratis Sekarang!